Kisah Nyata 2 Janda Hidup Miskin Dan Terkadang Puasa Tetapi Sekolahkan anak Yatim

Kehidupan yang ditempuh Astima (70), janda yang tinggal di Banjar Ketapang, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, di Bali, ini sungguh luar umum. Di dalam kondisinya yang lumpuh, dia tinggal berbarengan anaknya yang juga janda. Hebatnya lagi, di tengah-tengah mereka ada seseorang bocah berusia 5 th. anak asuhnya yang yatim piatu.

Mulai sejak lima th. lantas, janda miskin ini tinggal di gubuk depan menara suar pelabuhan perikanan Pengambengan. Kelumpuhan yang dihadapi wanita tua ini telah jalan belasan th. mulai sejak suaminya wafat 20 th. lantas.

Keadaan tempat tidurnya juga sangatlah tak layak. Cuma beralas kasur tidak tebal yang telah usang tanpa ada sprai serta bau. Sekian perihal lantai kamar yang awalannya dari semen telah mengelupas serta bertukar dengan tanah.

Dinding tempat tinggalnya 1/2 memakai bata merah, tetapi sudah terkikis angin serta hujan. Sesaat setengahnya lagi terbuat dari bilik yang telah compang-camping.

Dalam rumah yang sangatlah simpel serta tak layak huni itu, Astima tinggal berbarengan Niswati (50), anak perempuannya yang juga seseorang janda. Bahkan juga Astima juga mengajak tinggal Isma Sakina (5), anak tetangganya yang telah yatim piatu lantaran ke-2 orang tuannya wafat.

Untuk makan, keluarga kecil serta sangatlah memprihatinkan ini cuma seadanya saja. Bahkan juga tidak tidak sering mereka berpuasa karena tak mempunyai beras untuk dimasak.

Sampai kini yang menyokong keperluan sehari-hari cuma Niswati juga sebagai buruh serabutan. Pendapatannya tak menentu. Terkadang dia pulang membawa duit cuma cukup untuk beli beras satu kilo, terkadang dia mesti pulang dengan tangan kosong.

 " Saya di pantai bantu-bantu nelayan sandarkan perahu, terkadang membenarkan jaring. Terutama saya bisa gaji untuk dapat makan, " tutur Niswati, Kamis (12/3) di Jembrana Bali.

Hebatnya wanita ini, di dalam kesusahannya berbarengan ibunya yang tidak tergolek lemas. Namun masih tetap berjuang untuk menyekolahkan anak yatim piatu yang diasuhnya mulai sejak 2 th. lantas.

 " Yang saya pikirkan saat ini hanya hari esok Isma Sakina (anak angkat). Lantaran telah waktunya dia sekolah, " ucapnya lirih.

Subscribe to receive free email updates: